Analisis Pengaruh Pengetahuan Penyakit Menular Seksual Terhadap Pola Berpacaran Remaja Di Wilayah Kecamatan Pare Kediri
Abstract
Angka penyakit menular seksual dari tahun ke tahun semakin bertambah, sebagian besar kasus terjadi pada kelompok remaja berusia 20-29 tahun. Penyebab tingginya kasus HIV/AIDS di Indonesia adalah tidak sehatnya perilaku seksual dan kurangnya kesadaran remaja terhadap dampak pergaulan bebas. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pengetahuan penyakit menular seksual terhadap pola berpacaran remaja. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sample terkumpul sebanyak 300 responden dengan menggunakan teknik snowball. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Rank Spearman Correlation dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (43,3%) memiliki pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) yang baik dan pola berpacaran mereka hampir seluruhnya (99%) dengan pola berpacaran positif. Dari hasil pengujian statistic diperoleh hasil ada pengaruh pengetahuan penyakit menular seksual (PMS) terhadap pola berpacaran remaja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.024 (p<0,05) dengan tingkat signifikansi 0,131. Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya peningkatan pengetahuan, peningkatan perhatian orang tua terhadap pergaulan remaja dan perlunya ditingkatkan kembali nilai-nilai norma keagaamaan serta kesusialaan pada remaja sebagai factor lain yang berpengaruh terhadap pola berpacaran remaja
References
[2] Kementrian Kesehatan RI dan WHO.2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujuk.Jakarta.UNICEF
[3] Syarifah.2016. Kasus Baru HIV/AIDS di Indonesia Terus Meningkat. Jakarta. Health.liputan6.com
[4] Iradat, Damar. 2015. Jumlah Kasus HIV dan ADIS Di Indonesia Meningkat. http://news.metrotvnews.com/read/2015/11/30/
[5] www.Profil-Kesehatan-Jatim.go.id (diakses 12 Desember 2016)
[6] Nafarin, 2015. Perilaku Seksual Remaja.
[7] Kumalasari, I dan Andhyantoro, I, 2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta Selatan: Salemba Medika
[8] Lestary, Dian. 2015. Seks Bebas Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja. https://www.kompasiana.com
[9]http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-pergaulan-bebas-penyebab.html
[10] Syahrani, Aliman.2012. Islam Kok Pacaran.http://untungsupriyanto.tripod.com/id8.html
[11] Yuanita. 2017. Gaya Pacaran Remaja Sekarang Bikin Miris.
[12] Soepriyatna.2014.7 Cara Menghindari Dan Mengatasi Pergaulan Bebas Pada Remaja.https://soepriyatna.wordpress.com/2014/04/02/7
[13] Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Jokjakarta: Graha Ilmu
[14] Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
[15] Indrawan. R, 2010. Pacaran Di Kalangan Remaja. https://rizkyindrawan.wordpress.com/2010/10/29/pacaran-di-kalangan-remaja/ diakses 27 Agustus 2018)
[16] Setiawan, I. 2010. MASTURBASI. Yogyakarta: C.V Andi offset.
[17] Hays, G. Danica., Michel, E.R., Cole, F.R., Emelianchik, K., Forman, J., Lorelle, S., … Sikes, A. (2011). A Phenomenological Investigation of Adolescent Dating Relationships and Dating Violence Counseling Interventions. The Professional Counselor, Vol. 1, Issue 3, 222-233.
[18] Hutagalung, M. 2008. Pacaran Menurut Iman. Yogyakarta: Kanisius
[19] Hyde, Janet.2006. Half The Human Experience: The Psychology of Women. USA. Houghton Mifflin Company
[20] Hurlock B.E, 2007. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Penerbit Erlangga. Jakarta
[21] Lukitasari, Iknandi.2018. Perilaku Pacaran Remaja Ditinjau Dari Interaksi Pola Asuh Orang Tua Dan Asal Sekolah.
[22] Setiawan dan Nurhidayah. 2008. Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks Pra Nikah. Jurnal Soul, Vol.1, No.2
[23] Mohammad, K. 2007. Kesehatan Reproduksi sebagai Hak, Jurnal Perempuan, No. 53. Jakarta